Bogorraya.com – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan penghormatan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para maestro seni tradisional serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan “Panggung Maestro”.
Kegiatan ini diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia pada 10-11 Desember 2024 dengan
mempersembahkan berbagai pertunjukan maestro dari tiga daerah, yaitu Yogyakarta, Betawi, dan Kepulauan Riau.
“Maestro kita ini adalah aset-aset nasional (national treasure),” kata Menteri Fadli, dikutip dari antaranews.com, Senin (16/12/2024).
Fadli Zon juga menyampaikan penghormatan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para maestro seni tradisional serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Panggung Maestro adalah sebuah inisiatif untuk mengapresiasi dan juga sebagai bentuk terima kasih kepada para maestro yang telah berdedikasi untuk seni tradisi Indonesia.
Dalam Panggung Maestro ke-7 ini menampilkan beberapa maestro dan kesenian, di antaranya dari
Yogyakarta, Sumandiyo Hadi (75 tahun) Tari Beksan Bugis dan Theresia Suharti (77 tahun) Tari Golek Lambangsari.
Dari Betawi yaitu Kartini Kisam (63 tahun) Tari Topeng Tunggal dan Fatimah (75 tahun) Gambang Kromong. Sementara itu dari Kepulauan Riau yaitu Normah (68 tahun) Makyong.
Melalui kegiatan ini, Menteri Kebudayaan menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam seni
budaya.
“Kehadiran para maestro dapat membina talenta-talenta muda, sehingga akan terjadi kesinambungan. Sehingga tari kita tetap lestari dan mendapatkan apresiasi di tingkat nasional bahkan di panggung-panggung dunia,” ungkapnya dikutip dari medcom.id.
Fadli menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mempromosikan seni tradisi. Menurutnya, pemanfaatan teknologi audio-visual dan narasi edukatif dapat memperluas apresiasi masyarakat terhadap seni tradisi.
“Ekspresi-ekspresi budaya, dengan memanfaatkan teknologi audio-visual ditambah dengan
narasi dan edukasi tentang latar belakang dari seni itu, saya kira itu akan lebih menarik perhatian. Bahkan, dengan kreasi-kreasi, inovasi baru, dan sentuhan teknologi, dapat membuat tari-tarian tradisional tetap melihat pakem, tetapi juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” ujar Fadli.