Menu

Mode Gelap

Nasional · 17 Des 2024 02:38 WIB ·

UNESCO Resmi Tetapkan Kebaya Sebagai Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda


Ilustrasi wanita pakai Kebaya.| Foto: ERA.id Perbesar

Ilustrasi wanita pakai Kebaya.| Foto: ERA.id

Bogorraya.com – Bukan sekadar pakaian tradisional, Kebaya juga merupakan simbol nilai budaya yang melampaui batas etnis dan negara.

Setelah perjalanan panjang, kebaya terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO dalam Sidang Sesi ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay.

Kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO oleh Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) UNESCO pada sesi ke-19, 4 Desember 2024 di Asunción, Paraguay. Penetapan ini menyusul penetapan Reog Ponorogo dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding” pada Sidang Komite ICH UNESCO sehari sebelumnya.

Dilansir dari laman resmi kemlu.go.id, Selasa (17/12/2024), pengakuan ini merupakan hasil kolaborasi Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand yang bersama-sama mengajukan kebaya sebagai nominasi. Dubes Mohamad Oemar, Ketua Delegasi RI untuk UNESCO, menyambut gembira penetapan ini dan menyebutnya sebagai “perayaan atas kekayaan sejarah negara-negara di Asia Tenggara” dan “representasi yang luar biasa dari multikulturalisme.”

Kebaya menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia kedua yang tercatat dalam kategori nominasi multinasional. Sebelumnya, Pantun telah lebih dulu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2020 atas usulan Indonesia dan Malaysia.

Sulaiman Syarif, Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay dan Paraguay, selaku Wakil Ketua Delegasi RI, menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan ini. “Pencapaian ini tidak hanya melambangkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kerjasama antarnegara ASEAN dalam melestarikan warisan budaya,” tegasnya.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyatakan, “Kebaya adalah warisan budaya yang menjadi simbol persatuan di Asia Tenggara. Penetapan ini adalah pengakuan dunia atas nilai budaya kita dan upaya bersama dalam melestarikannya.”

Untuk merayakan pencapaian bersejarah ini, kelima negara pengusul mengadakan pameran dan pertunjukan mode kebaya di sela-sela Sidang Komite UNESCO. Inisiatif ini tidak hanya mempromosikan kebaya kepada dunia internasional, tetapi juga memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan antarnegara di Asia Tenggara.

 

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Terus Buka Kolaborasi, Fadli Zon: Komunitas dan Para Pegiat Budaya Tonggak Kemajuan Kebudayaan.

4 Januari 2025 - 02:59 WIB

Tahun 2025, Sistem Baru Guru Mengajar 24 Dalam Satu Minggu

3 Januari 2025 - 08:24 WIB

KemenPANRB dan Mendiktisaintek Lakukan Audiensi, Ini yang Dibahas

3 Januari 2025 - 08:17 WIB

Ni Ketut Sri Sumahardani, Public Speaker Professional dari Bali

3 Januari 2025 - 08:00 WIB

Wamenpar Pastikan Taman Margasatwa Ragunan Beri Layanan Prima Saat Libur Nataru

29 Desember 2024 - 03:04 WIB

Program Makan Bergizi Gratis, SDM Unggul Wujudkan Visi Indonesia Emas

29 Desember 2024 - 02:57 WIB

Trending di Nasional